Pages

Sunday 30 October 2011

My first super tool box

As a mechanic, I always longed to have my own toolbox. each I go to the malls, I always take time to visit the tool booths.
never before imagined having a great tool box. but now I've got. see the following....!!!

Align Center
My new overall also ... lol

Caterpillar Torque Wrenches, Impact Wrench, Die grinder, Link Brackets, Eye Bolts are also inside.
Always remember that it is not company's tool box, it is mine.

Saturday 29 October 2011

What should be prepared before work to Australia?

Australia is currently much in need of manpower in various fields,specifically for mechanic, Australia needs about a thousand more mechanics. before you look for companies that will hire you, you should first and foremost is to prepare for the IELTS (International English Language testing System)certificate. This certificate is not requested by the company, but this is the main requirement of the Department of Immigration Australia. I have experience of applying for work to Australia, I've been in received by one company in there, because my IELTS score is less, then I can not go there, it was hurtful. and letter of sponsorship is generally valid for 2 months. IELTS minimum value for the field of engineering is 6. within 2 months is very difficult to obtain an IELTS certificate, let alone with a minimum value of 6.

so you should look for an IELTS certificate before applying for work to Australia.

For more about IELTS test, visit http://www.ielts.org/
If you have TOEFL/TOEIC certificate, see how much your score in IELTS with convertion table, visit http://www.eurogates.nl/en-TOEFL-IELTS-score-conversion/

For IELTS test center in Malang and Surabaya visit http://www.ialf.edu/ielts.html

For how to get Australia work visa visit http://www.immi.gov.au/immigration/
Okay job seekers, Good Luck

Saturday 1 October 2011

JUST FORWARD....

JUST FORWARD....




Apakah kebodohan2 perusahaan multinasional yang ada di Indonesia, yg
antara lain dilanggengkan oleh mental para staff HR-nya?

1. Bangga bahwa gaji karyawan jauh diatas UMR. Hal ini bodoh sekali,
karena dia telah memposisikan diri setara dengan perusahaan lokal yg
paling miskin, yang menjadi pangkal perhitungan UMR. Jadi kita
ketawain saja kalau ada perusahaan multinasional (bank, konsultansi,
tambang batubara, migas, emas, dll.) yg bangga karena upahnya
telah memenuhi UMR. Dan sebagai orang HR Anda harus
malu.... dan menangis. (Perbandingan yg benar: Wah mekanik
kami digaji dibawah mekanik Australia. Kami hanya menggaji
Rp. 3 juta, padahal di australia mereka mendapat 4 ribu
dollar. Padahal produktifitas mereka sama. Kami akan
berjuang untuk perbaikan gaji... dlsb.)

2. Upah karyawan lokal bisa dibilang "slave wages". Itulah yang
langsung saya dengar dari manajer HR bule. "We pay slave wages in
Indonesia". Berapakah gaji seorang Admin Assistant? Rp. 700 ribu?
Seorang operator mining Rp. 1,5 juta? Rp 2 juta? Itu kan sama dengan
US 62 dolar hingga 200 dolar. Sama dengan upah seorang pencuci
piring selama 5 jam di AS. Kalau orang HR di perusahaan
multinasional sudah bermental kere, maka ia akan bangga memberikan
"slave wages". Kalau manajernya juga bermental begitu...
wah.. ya sudah...

3. Bangga bisa memeras karyawan Indonesia, cuek dengan
gaji konsultan asing. Sebagai orang HR, Anda pasti dipuja-dipuji,
bisa me-reduce cost hingga seminim mungkin. Anda bangga dengan
prestasi ini. Hasilnya: Gaji 200 staff indonesia bisa jadi sama
dengan gaji 10 konsultan bule.... Ini benar ada yg begitu lho (Dan
Anda masih bisa tidur nyenyak???)

4. Punya business ethics tapi diterapkan secara pilih2 di Indonesia.
Wah, bulan2 ini saya dengar banyak perusahaan yang bangga
mensosialisasikan code of conduct/business conduct/business ethics
yg dibuat perusahaan induk. Mulai dari perusahaan konsultasi hingga
groceries dan internet related companies.

Tapi, saya yakin penerapannya pilih2. Contoh: dalam salah satu code
of conduct dari perusahaan konsultan multinasional yang saya
dapatkan di websitenya,
mengatakan: "employees with similar responsibilities
should be rewarded with fair and similar benefits without
discriminations on sex, races, nationalities and religions." Well,
bagus sekali. Dan itu saya kira pas sekali dengan prinsip keadilan
universal.

Lalu saya tanyakan ke teman saya yg kerja di anak perusahaan
setempat, apakah hal itu masuk di versi Indonesianya? Weh, ternyata
tidak.

Usut punya usut, itu bisa jadi 'pasal' rawan, karena
ketika saya tanyakan Berapa range gaji seorang manajer Indonesia?
"Well, seorang manajer perusahaan kami kurang lebih mendapat gaji
Rp. 13 juta/bulan. Yang bule kurang lebih US 10 ribu./bulan" Wah,
itu sich malah business "misconduct" bukan conduct.

So, teman2 HR, itulah kebodohan2 perusahaan multinasional yang
telah saya amati selama bertahun2 bekerja di luar negeri lalu kerja
di dalam negeri. Di malaysia dan AS saya digaji sama dengan orang
bule maupun orang Afrika. Jadi kesimpulan saya adalah: Orang2 HR
Indonesianya sendiri lah yang membuat pekerja Indonesia ini
menderita...

So, marilah kita bersama2 tertawakan para HR staff perusahaan
Multinasional di Indonesia.

Lain kali kalau ketemu orang HR multi-nasional, kita tanyakan saja
apakah ia bener2 bangga kerja di perusahaan dengan karakter di atas.
Bila iya? hehe memang dasar .....

Maafkan saya bila mengungkapkan hal2 yang pahit tapi
benar.